Langsung ke konten utama

Niat Sebenarnya

Pada titik ini seseorang telah lelah mengingatkan temannya karena berujung pada pikiran jelek temannya terhadapnya yang sebenarnya ingin membantunya keluar dari masalahnya. Mungkin ini yang dulu dirasakan Fina saat aku bucin terhadap anak seni rupa itu. Aku bahkan tidak mau mengotori web ini dengan mencantumkan namanya. Tapi jujur, itu adalah hal terburuk yang pernah aku lakukan seumur hidupku. Cerita cinta saat KKN yang membiusku karena 45 hari seatap dengan orang seni rupa itu. Itu merupakan masa terkelam dan aku merasa sangat beruntung saat ini karena aku sekarang sudah tidak dekat lagi dengannya.

Anak seni rupa itu anak yang baik dalam segala hal kecuali 1 hal, dia tidak pernah beribadah. Ibadahnya hanya solat Jumat dan solat 5 waktunya lalai. Betapa banyak sekarang ada kasus bapak memperkosa anaknya atau suami yang menjual istrinya atau perselingkuhan suami yang aku yakini bersumber pada kekurangtaan pada Allah SWT. Aku yakin sekali bahwa iman itu adalah hal yang penting sekarang setelah pikiranku sudah kembali waras.

Cerita seperti ini terjadi juga dengan temanku yang sekarang sedang bucin dengan temanku yang lain. Alih-alih mendengarkan apa yang aku katakan, aku malah mendapat perkataan yang kurang mengenakkan. Aku pikir mungkin memang aku sudah terlalu jauh menasehatinya dengan bahasa yang tidak diperhalus juga. Tapi pada titik ini aku berada di antara dua sisi, sisi dimana aku tau bahwa sang pria hanya benar-benar menganggapnya hanya teman -yang aku dan Sintya tidak sanggup mengatakan padanya- dan sisi yang lainnya yang mengetahui bahwa temanku itu sangat-sangat bucin sudah seperti aku jaman dulu. Belajar dari pengalaman, aku menceritakan semua yang terjadi padaku ketika cinlok KKN itu tapi tanggapannya kurang baik dan bahkan menuduhku yang tidak-tidak.

Aku mungkin kelewatan ketika mengatakan dengan gamblang nasihat-nasihatku tapi semua itu aku sampaikan bahkan untuk kebaikannya. Aku bahkan tidak menceritakan sisi lain yang sesungguhnya terjadi yang dikatakan langsung oleh si pria kepada Sintya. Tapi kalau memang itu yang dia rasakan dan pikirkan terhadapku, bahwa nasihat-nasihatku itu buruk dan mengandung niat lainnya, ya sudah. Aku sebagai seseorang yang pernah mengalaminya juga dulu begitu. Aku ingin menjauhi semua orang yang tidak setuju aku menyukai anak seni rupa itu, sama persis. Aku sudah bilang bahwa orang bucin tak akan bisa diberi tau karena otaknya sedang eror. Kita tunggu saja, biar waktu yang menjawab semua tanya. Semoga dia segera terbuka jalan pikirannya oleh Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Patah Hati

Malam ini hujan seperti mataku... Entah aku memikirkan apa. Tapi aku sungguh tak bermaksud untuk memikirkanmu. Hanya otakku ini.. Otakku ini dia yg kurang ajar mengingatkanku dengan kenyataan sebenarnya tentangmu. Kamu tak akan jadi milikku. Selalu aku tahu. Jangan berharap terlalu banyak. Hatiku mulai bergetar.. Dia menyukai seseorang yg lain di luar sana. Dan aku terbangun dari kasurku. Hatiku terasa sakit. Seperti tertimpa beban yg sangat berat. Aku tak tahu. Aku tak bisa belajar juga. Aku memikirkanmu. Dan air mata itu menetes tak henti. Hatiku... Aku merasa sedang tidak baik. Aku membenci ini. Aku mengeluh, kenapa aku harus begini? Aku merasa down. Ahhh, aku tak tau apa lagi yang mesti aku ungkapkan. Aku sudah jatuh dan untuk menghilangkan perasaan itu tak semudah untuk membalik telapak tangan. Aku.. Sedih... Dan tak mau begini lagi. Mungkin cukup...

Kekanak-kanakan

Hari ini aku banyak melaksanakan rencanaku yang seharusnya aku lakukan kemarin tetapi gagal. Rencanaku pada hari Rabu itu sebenarnya ingin pergi ke Transmart jam 14.00 WIB, namun Sintya dan Ilma sama-sama sedang tidur jadi acaranya batal. Aku sebenarnya si yang salah kenapa aku harus ngomong ke mereka aku mau ke Transmart. Aku yang pada dasarnya gak suka ngerepotin orang jadi malah ngerepotin mereka. Jadi setelah mandi aku berpikir untuk menyampaikan apa yang aku pikirkan ke mereka bahwa aku bisa ke Transmart sendiri dan aku gak papa. Tapi Sintya memaksa bahwa dia dan Ilma mau mengantar aku. Setelah itu aku menyetujuinya untuk mengantarku ke Transmart keesokan harinya, hari Kamis jam 09.00 WIB. Sebenarnya aku sudah pesimis Sintya akan menepati janjinya karena dia selalu begitu. Kalau masalah suruh nganter yang bukan urusannya dia, dia selalu menggampangkan. Sampai ketika pagi itu aku terbangun dan melihat Sintya masih bangun dan memainkan gawainya. Ternyata dia tidak bisa tidur ka

Jadi Bertahanlah

Hari ini adalah hari Minggu dan besok hari Senin. Sedih sekali masih belum berubah dari kebiasaan lama belum jadi tugasnya. Bab 1 dan bab 2 untuk skripsi. Aku gak tau apakah usahaku hari ini sudah maksimal atau belum tapi setiap hari kayak gini. Aku rasanya mau nyerah aja. Aku pingen hari besok diskip aja bisa enggak ya. Besok Senin kegiatanku banyak. Mau nyetrika, nyuci, nyapu, dan lain-lain. Sorenya juga pingen aerobikan tapi hari besok gak ada temennya. Semua temen udah pulang kecuali Sintya. Apa besok aku berangkat aerobikan sendiri. Tapi tanpa mereka bakalan sepi banget. Hari ini PIF XXX dilaksanakan penyisihannya. Ketemu Miss Nia yang lagi-lagi menyanyakan skripsi. Diunderestimate orang lagi, sudah biasa. Aku aja sering underestimate diri sendiri. Jadi ketika udah ngomongin skripsi aku berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. Sebenere sedih tapi Miss Nia adalah satu-satunya guru yang paling membekas di hati. Jadi sesakit apapun Miss Nia nyindir dan menyakiti aku, gak baka