Langsung ke konten utama

Jadi Bertahanlah

Hari ini adalah hari Minggu dan besok hari Senin. Sedih sekali masih belum berubah dari kebiasaan lama belum jadi tugasnya. Bab 1 dan bab 2 untuk skripsi. Aku gak tau apakah usahaku hari ini sudah maksimal atau belum tapi setiap hari kayak gini. Aku rasanya mau nyerah aja. Aku pingen hari besok diskip aja bisa enggak ya.

Besok Senin kegiatanku banyak. Mau nyetrika, nyuci, nyapu, dan lain-lain. Sorenya juga pingen aerobikan tapi hari besok gak ada temennya. Semua temen udah pulang kecuali Sintya. Apa besok aku berangkat aerobikan sendiri. Tapi tanpa mereka bakalan sepi banget.

Hari ini PIF XXX dilaksanakan penyisihannya. Ketemu Miss Nia yang lagi-lagi menyanyakan skripsi. Diunderestimate orang lagi, sudah biasa. Aku aja sering underestimate diri sendiri. Jadi ketika udah ngomongin skripsi aku berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. Sebenere sedih tapi Miss Nia adalah satu-satunya guru yang paling membekas di hati. Jadi sesakit apapun Miss Nia nyindir dan menyakiti aku, gak bakal berhasil.

Aku gak tau ya hatiku ini terbuat dari apa. Nasehat-nasehat baik dari orang-orang seperti gak bisa masuk. Mungkin udah terlalu kecewa dengan diri sendiri. Dan detik ini muncul kengininan untuk pergi aja nyerah. Udah gak kuat secara mental tapi tetep dipaksa. Aku berdoa aja supaya pikiranku masih lurus-lurus aja.

Besok gimana 2 bab belum selesai?
Aku gak tau jawabannya. Sekarang yang aku bisa lakuin hanyalah melakukan usaha random sebisaku. Gak tau lagi soalnya.

Aku udah tanya-tanya mengenai permsalahan pemrograman juga ke Sololearn dan kedua ahli itu jawab pertanyaanku, alhadulillah. Kesimpulannya aku disuruh belajar lagi, pokoknya sampe dalem banget belajarnya enggak cuma kulit aja.

Aku selama ini underestimate temen-temen sekarang aku yang diunderestimate. Allah memang Maha Mendengar. Terima kasih ya Allah. Pelajaran buat Dida supaya tidak underestimate orang lain lagi.

Hari ini tidak melampaui target dan aku sedih gak tau harus gimana buat menjalani hari esok. Ya Allah, hamba mohon kebaikan hari dari-Mu, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Bantu hamba untuk bertahan.

Ketika kecepit kayak gini, muncul pikiran pergi sepertinya lebih mudah. Tapi masih ada orang tua. Aku tidak ingin membuat mereka bersedih. Jadi bertahanlah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Patah Hati

Malam ini hujan seperti mataku... Entah aku memikirkan apa. Tapi aku sungguh tak bermaksud untuk memikirkanmu. Hanya otakku ini.. Otakku ini dia yg kurang ajar mengingatkanku dengan kenyataan sebenarnya tentangmu. Kamu tak akan jadi milikku. Selalu aku tahu. Jangan berharap terlalu banyak. Hatiku mulai bergetar.. Dia menyukai seseorang yg lain di luar sana. Dan aku terbangun dari kasurku. Hatiku terasa sakit. Seperti tertimpa beban yg sangat berat. Aku tak tahu. Aku tak bisa belajar juga. Aku memikirkanmu. Dan air mata itu menetes tak henti. Hatiku... Aku merasa sedang tidak baik. Aku membenci ini. Aku mengeluh, kenapa aku harus begini? Aku merasa down. Ahhh, aku tak tau apa lagi yang mesti aku ungkapkan. Aku sudah jatuh dan untuk menghilangkan perasaan itu tak semudah untuk membalik telapak tangan. Aku.. Sedih... Dan tak mau begini lagi. Mungkin cukup...

Kekanak-kanakan

Hari ini aku banyak melaksanakan rencanaku yang seharusnya aku lakukan kemarin tetapi gagal. Rencanaku pada hari Rabu itu sebenarnya ingin pergi ke Transmart jam 14.00 WIB, namun Sintya dan Ilma sama-sama sedang tidur jadi acaranya batal. Aku sebenarnya si yang salah kenapa aku harus ngomong ke mereka aku mau ke Transmart. Aku yang pada dasarnya gak suka ngerepotin orang jadi malah ngerepotin mereka. Jadi setelah mandi aku berpikir untuk menyampaikan apa yang aku pikirkan ke mereka bahwa aku bisa ke Transmart sendiri dan aku gak papa. Tapi Sintya memaksa bahwa dia dan Ilma mau mengantar aku. Setelah itu aku menyetujuinya untuk mengantarku ke Transmart keesokan harinya, hari Kamis jam 09.00 WIB. Sebenarnya aku sudah pesimis Sintya akan menepati janjinya karena dia selalu begitu. Kalau masalah suruh nganter yang bukan urusannya dia, dia selalu menggampangkan. Sampai ketika pagi itu aku terbangun dan melihat Sintya masih bangun dan memainkan gawainya. Ternyata dia tidak bisa tidur ka